Kamis, 12 Januari 2017

Begini Bahayanya Kalau Gambut Kering

Lahan Gambut

Jakarta (12/1/17)
Alhamdulillah, tepat pukul 08.15 wib pesawat yang tumpangi mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan sempurna. Mentari cerah menyambut kedatangan saya di pagi cuaca cerah. Saya pun segera menuju pintu keluar bersama para penumpang yang lain yang nampak bergegas.
Akhirnya saya keluar dari pintu kedatangan terminal I-A. Setelah berkirim whatsapp dengan rekan saya Pak Toto dari HDI Center, akhirnya dengan berjalan kaki, saya menuju terminal I-C tempat kami berjanji untuk bertemu dan berkumpul dengan rekan-rekan HDI yang lain dari seluruh Indonesia.
Saat tiba di halte Terminal I-C saya bertemu dengan Ir. Karta Sirang,M.Sc., mantan Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan.
Banyak hal yang kami bicarakan.

Mulai tentang keluarga, aktivitas kampus, aktivitas penelitian, dan manfaat produk perlebahan HDI yang selama ini rutin beliau konsumsi.
Hingga akhirnya obrolan bergeser tentang isu-isu lingkungan. Berdasarkan pengalaman beliau, ternyata banyak sekali kalangan legislatif yang belum benar-benar menguasai permasalahan lingkungan yang sangat urgen bagi keberlangsungan kehidupan suatu ekosistem.
Satu hal yang menarik adalah tentang gambut.
"Pak Karta, selama ini saya sering membawa dan mendengar bahwa gambut ini sangat penting sekali fungsinya bagi lingkungan. Sebenarnya apa sih yang akan terjadi bila gambut ini kita singkirkan untuk hal-hal yang lebih berguna seperti pertanian atau perkebunan yang jelas-jelas bisa memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat." tanya saya polos.
Dengan tersenyum dan suara yang pelan namun intonasinya tegas, Pak Karta menjawab,"Bapak jangan menganggap remeh keberadaan gambut. Gambut ini sangat penting keberadaannya. Kalau sampai gambut rusak atau sengaja dirusak, maka menimbulkan bencana yang sangat besar bagi kehidupan."
"Sengeri itukah pak? Penjelasan singkatnya saja bagaimana Pak Karta?" tanya saya tak percaya.
"Begini, gambut itu harus selalu dijaga agar selalu basah dan terendam air agar tidak mudah membusuk. Kalau sampai gambut menjadi kering maka akan terjadi oksidasi sehingga kadar monoksida diudara akan meningkat cepat. Selain itu juga akan mudah terbakar yang akan sangat sulit untuk dipadamkan."
Saya tertegun membayangkan bencana lingkungan yang akan ditimbulkan bila kita tidak memperdulikan kelestarian tanah gambut di daerah kita.
"Berarti, proyek-proyek kanalisasi lahan gambut yang selama ini dijalankan adalah sesuatu yang keliru dan justru semakin mengancam kelestarian lahan gambut ya pak?"
"Benar, dan bukan hanya kanalisasi saja yang mengancam kelestarian lahan gambut. Proyek pembukaan perkebunan sawit di daerah gambut pun akan mempercepat kepunahan lahan gambut karena akar-akar sawit membuat air hujan cepat mengalir sehingga saat hujan mudah terjadi banjir dan saat kemarau cepat sekali terjadi kekeringan." jawab Pak Karta dengan tegas dan mantap.
Saya semakin tertegun membayangkan semua hal buruk itu.
Ternyata, dibalik kabar gembira tentang masuknya investor pekerbunan sawit ke daerah, menyimpan ancaman serius yang sangat berbahaya.
Semoga tulisan singkat ini bisa menginspirasi kita untuk saling bersinergi memahamkan masyarakat agar mau peduli dan menjaga lahan gambut di kampung-kampung mereka.

Popular

Recent

Comments