Selasa, 22 November 2016

Kemah Bakti Nusantara, Pangkalan Bun

Kemah Bakti Nusantara

Pangkalan Bun, (18/11)
Usai shalat subuh, kami berkemas menuju lokasi Kemah Bakti Nusantara di Desa Keraya, Kec. Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat.

Karena belum tahu lokasi kegiatan, kami menunggu kedatangan rekan kami dari DPD PKS Lamandau, Ust. Karsidi.

Tepat pukul 05.00 WIB, setelah Ust. Karsidi dan beberapa anggotanya datang, kami segera meluncur ke lokasi acara.

Karena mengikuti di belakang mobil Agya yang membawa rombongan Ust. Karsidi, kami pun ngikut saja kemana mobil mereka meluncur. Tidak lama kami memasuki jalan kecil dengan aspal yang sudah terkelupas. Saya pikir, pasti lokasinya sudah dekat. Ternyata dugaan saya keliru, karena ternyata Ust. Karsidi menjamu kami sarapan nasi kuning. 


Kemah Bakti Nusantara
Pada dasarnya saya tidak terlalu suka dengan menu nasi kuning, tapi menu nasi kuning di Kumai Hilir ini terasa nikmat. Bukan karena lapar, tapi jujur saya merasa nikmat karena komposisi nasi kuning dan bumbu sayur merahnya tidak terlalu tajam seperti sering saya rasakan ditempat lain. Sayang karena keasyikan menikmati hidangan sambil ngobrol, saya sampai terlupa menanyakan tempat atau nama penjual nasi kuning yang sedap ini.

Usai sarapan, kami meluncur ke Desa Keraya tempat dilaksanakannya Kemah Bakti Nusantara yang diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Wilayah Partai Keadilan Sejahtera Propinsi Kalimantan Tengah. Sekitar pukul 06.30 wib kami tiba di Desa Keraya. Dilokasi tersebut sudah terlihat dua buah bis Damri yang mengangkut peserta dari Palangkaraya dan beberapa mobil lainnya.

Setelah berkemas kami diminta mengikuti panitia menaiki bukit lokasi wisata air terjun yang digunakan sebagai tempat upacara pembukaan dan perkemahan bagi sekitar 100 an peserta yang berasal dari 14 kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Tengah.

Usai pelaksanaan upacara yang dibuka oleh Ketua DPW PKS Kalimantan Tengah, Ust. Heru Hidayat,S.T. peserta menikmati hidangan sarapan pagi sederhana yang sudah disediakan oleh panitia.

Selanjutnya peserta yang sudah dibagi menjadi 10 regu diminta mendirikan bivak / tenda menggunakan jas hujan yang sudah dibawa oleh masing-masing peserta. Hari pertama kegiatan ini diisi dengan kegiatan olah raga. Usai olah raga, ratusan peserta "diservis" oleh panitia untuk merayap di Pantai Keraya yang berlumpur. Ketika aba-aba tiarap diberikan, saya dengan dengan melompat dan tiarap di bagian pantai yang agak berpasir demi menghindari lumpur. Eh, apa daya tetap kena lumpur juga.

Usai merayap diatas lumpur pantai sejauh 50 meter, kami pun berebutan ke muara sungai yang berair jernih untuk mandi dan membersihkan diri dari lumpur. Tidak lama berselang, hujan pun turun. Banyak peserta bergumam,"Haduuuh basah kuyup deh pakaian kita." Saya sendiri tersenyum dan bersyukur karena sebelum berangkat sudah membuat persiapan maksimal. Baju dan celana satu persatu sudah saya bungkus plastik kedap air sehingga sederas apapun pakaian tetap kering, meskipun ranselnya basah kuyup.

Usai agenda fisik di pantai, kami kembali ke bukit dan menyelesaikan pembuatan bivak. Usai menyelesaikan bifak, beberapa anggota regu saya mulai memasak jatah ransum yang disediakan panitia. Menu pagi itu adalah nasi, telur dan mie rebus. Meski rasanya tidak karuan karena nasinya masih keras, rasanya menu sarapan pagi itu adalah menu sarapan paling nikmat. Sebagian kami segera berganti dengan pakaian kering.

Kemah Bakti NusantaraUsai shalat jumat dan makan siang, kegiatan dilanjutkan untuk mengikuti pemaparan materi "Membangun Karakter Generasi Muda Mewujudkan Indonesia Menjadi Bangsa Pemenang" yang disampaikan oleh Pasi Intel Kodim Pangkalan Bun, Kapten Dahari. Selepas itu dilanjutkan.dengan outbond di lokasi air terjun yang cukup deras. Akhirnya jatah baju kering pun habis, karena yang satu belum kering dan satunya lagi harus basah karena berendam di air terjun.

Malam harinya, kami berbagi tugas jaga hingga menjelang subuh, karena akan ada penyerangan dan perebutan bendera regu dari kelompok lain. Saya kebagian jaga trip terakhir jam 2-3. Kami mengatur strategi dengan menghampar matras tempat tidur di sekliling bendera dan menyalakan api unggun. Alhamdulillah, dengan kesungguhan dan keseriusan penjagaan, hingga subuh tidak ada satu pun anggota kelompok lain yang berhasil mengambil bendera regu kami.

Hari kedua, pagi harinya kami mendapatkan pembekalan teknik beladiri dan dasar-dasar survival dari instruktur DPP. Sekitar pukul 10.00 wib, panitia memindahkan lokasi kemah ke tempat lain untuk kegiatan survival (bertahan hidup). Kami harus segera mengemasi bivak dan perkakas yang lain untuk melakukan longmarch. Sebelum longmarch, peserta hanya diperbolehkan membawa : tali temali, jas hujan, jaket, pisau, koreik api dan garam untuk bekal survival. Setelah berjalan kurang lebih 1 jam menyusuri hutan, kami sampai di hamparan semak yang banyak genangan air.

Dilokasi ini, panitia memerintahkan setiap peserta untuk melakukan survival selama 24 jam dan hanya membekali peserta dengan 1 butir telur ayam, 1 buah pisang dan 1 potong singkong mentah. Diantara peserta ada yang langsung membuka dan menyantap pisang hingga tidak bersisa, namun ada juga peserta lain yang tetap bersabar menyimpan jatah ransum tersebut hingga benar-benar di perlukan.

Urusan menyiapkan ransum survival itu ternyata banyak peserta yang kebingungan. Kalo memasak singkong sih gampang saja tinggal bakar, tapi bagaimana cara memasak telur mentah? Banyak peserta yang gagal karena langsung membakar telur. Ada juga yang berhasil dengan cara membungkus telur dengan tanah lalu membakarnya, dan ada juga yang menggali tanah hingga keluar air dan membuat api yang besar di atasnya hingga telurnya masak.

Kemah Bakti Nusantara
Selepas asar, dentuman petasan mengejutkan kami. Dentuman itu adalah tanda bahwa kami harus berkemas dan kembali pindah tempat. Setelah berjalan kaki kurang lebih setengah jam, kami tersenyum lebar karena karena panitia memindahkan lokasi survival kami ke Pantai Teluk Bogam. Disinilah pertama kalinya saya menikmati sensasi tenggelamnya matahari di ujung cakrawala. Malam harinya kami benar-benar istirahat nyenyak meski perut hanya diganjal singkong bakar sisa siang tadi plus sebotol air tawar yang kami kumpulkan dari tetesan keran yang ada di pantai Teluk Bogam.
Sedang asyik bercengkerama dengan anggota regu kami dikejutkan kembali dengan dentuman petasan yang dinyalakan panitia. Kami segera berkemas dan kembali pindah lokasi mengikuti perintah panitia. Diperjalanan, salah satu anggota regu kami menemukan sebutir kelapa yang teronggok di pinggir jalan.

Dengan cekatan anggota yang lain mengupas kulit kelapa sepanjang jalan menuju pos ke-4. Sesampainya di pos ke-4, kami pun menikmati air kelapa yang kami minum secara bergiliran seteguk demi seteguk. Luar biasa, dari kelapa yang tidak terlalu besar itu kami mendapatkan 3 gelas air kelapa yang sangat manis. Selanjutnya kelapa itu kami pecahkan dan kami bagi daging kelapanya menjadi 8 potong sesuai jumlah anggota regu. Dengan penuh rasa syukur kami menikmati hidangan yang disediakan Allah swt untuk kami.

Ditengah-tengah sarapan daging kelapa, Ust. Ilyas berkata,"Inilah yang dinamakan berkah. Meski pun sedikit ternyata sangat mencukupi untuk menghilangkan lapar dan dahaga yang kita alami sepanjang malam."

Agak siang, saya memutuskan melakukan survey medan dan menemukan pohon kelapa. Saya pun memanggil anggota yang lain untuk membantu memetik kelapa, karena saya tidak bisa memanjat pohon kelapa. Sayangnya, sesampai dilokasi, ternyata pohon kelapa tersebut tidak ada buahnya. Akhirnya kami ngobrol dengan dua orang kakek yang sedang melakukan pekerjaan di bangunan SD Teluk Bogam. Kedua kakek menyajikan hidangannya untuk kami, air putih dan roti mentega.

Kami benar-benar bersyukur karena Allah swt mengaruniai rezeki yang berkelebihan menurut kami saat itu. Sealanjutnya kami pun dipersilahkan memetik buah pepaya dan nenas yang akhirnya buah-buah itu pun menjadi rezeki seluruh peserta Kemah Bakti Nusantara yang masih kelaparan.

Akhirnya, tepat pukul 10.30 WIB berakhirlah kegiatan Kemah Bakti Nusantara Tahun 2016 dengan kenangan yang indah dan rasa syukur atas segala kenikmatan serta kesehatan yang kami terima.



Popular

Recent

Comments